Sabtu, 10 Desember 2011

Ater-Ater


TRADISI ATER- ATER DI MADURA


Terdapat tradisi yang unik, mengesankan, dan agak sulit kita temukan di tempat selain di Madura atau paling tidak di masyarakat Madura. Tradisi tersebut adalah budaya ater-ater. Ater-ater ini adalah
sebentuk tradisi masyarakat Madura terutama di pedalaman dan grass root yang paling banyak ditemui ketika ada hajatan, selame tan dalam segala macamnya, hari raya keagama an, tasyakuran, dan lain sebaginya.

Kegiatan ater-ater ini diaplikasikan dengan menghantarkan barang (terutama makanan) pada sanak keluarga atau tetangga yang ada di sekitar. Namun tidak jarang tradisi ini juga dilaku kan dan tujukan pada sanak saudara yang jauh.
Bagi kalangan masyarakat Madura, ater-ater merupakan tradisi yang telah turun-temurun. Hal ini dilakukan untuk menyambung dan mempererat tali silaturrahmi antar keluarga atau tetangga.
Barang yang dibawa sebagai oleh-oleh bagi yang dikunjungi berupa makanan yang siap saji, seperti nasi putih berserta lauk daging sapi atau kambing, lengkap dengan kue dengan berbagai macam jenisnya. Jajanan, nasi, dan lauk pauk tersebut disimpan dalam wadah khusus, sema cam termos untuk piknik. Lalu dijinjing dibawa ke tempat saudara atau tetangga yang akan dikunjungi.
Makanan siap saji dan tidak tahan lama terse but biasa dibawa pada saudara atau tetangga dekat. Jika yang hendak dikunjungi atau diater-ater adalah keluarga yang letaknya jauh, barang bawaannya biasanya barang yang tidak mudah basi tapi unik. Hanya bisa didapat di tempat-tempat tertentu.
Sebagai salah satu dari elemen budaya ma syarakat Madura, ater-ater dapat dijadikan se buah teropong atau sekeping cermin yang dapat menggambarkan identitas dan karakter masya rakat Madura.
Namun tradisi ini sering luput dari perhatian para peneliti. Mungkin saja tradisi ini dianggap cukup sepele dan biasa-biasa saja. Padahal, ater-ater ini adalah salah satu kegiatan atau ritual budaya yang membuat banyak orang menyimpulkan bahwa masyarakat Madura adalah ma syarakat yang ramah, dermawan, komunikatif, baik hati, dan memiliki solidaritas yang tinggi pada sesama.
Pada momen hari raya keagamaan seperti lebaran, ater-ater  ini menemukan momennya yang cukup signifikan. Hampir setiap orang masya rakat Madura melakukannya. Mereka tidak seke dar pergi bertamu untuk bersalam-salaman dan bermaaf-maafan. Mereka tidak lupa membawa sesuatu yang mereka makan di rumahnya.
Pada momen lebaran, ater-ater  biasanya didominasi oleh mereka yang sedang bertunangan. Rasanya tidak pas jika ater-ater pada sa nak saudara di hari raya, jika tidak bersama-sa ma tunangan. Tidak jarang, budaya ater-ater ini dijadikan wahana bagi seseorang untuk memper kenalkan tunangannya pada tetangga atau ke luarganya yang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar